Memiliki pendapatan tidak tetap adalah tantangan tersendiri dalam mengelola keuangan. Penghasilan yang fluktuatif, seperti yang dialami oleh freelancer, wirausaha, atau pekerja lepas, membuat perencanaan keuangan harus lebih cermat dan disiplin.
Tanpa manajemen yang tepat, kondisi ini bisa menyebabkan stres finansial atau bahkan terlilit utang. Untuk itu, penting memahami cara mengelola pendapatan tidak tetap agar tetap bisa menabung, berinvestasi, dan memenuhi kebutuhan hidup secara konsisten.
Berikut 7 cara yang bisa Anda terapkan:
1. Catat Semua Penghasilan dan Pengeluaran
Karena penghasilan tidak menentu, mencatat keuangan akan membantu Anda memahami pola arus kas dan menentukan rata-rata pendapatan bulanan.
Gunakan aplikasi pencatat keuangan seperti Money Lover, Catatan Keuangan Harian, atau Excel sederhana untuk memudahkan pencatatan dan pemantauan.
2. Hitung Rata-Rata Pendapatan 3–6 Bulan Terakhir
Dari pencatatan, hitung rata-rata pendapatan 3 hingga 6 bulan terakhir untuk menentukan anggaran dasar. Gunakan angka terendah dari rata-rata tersebut sebagai patokan pengeluaran bulanan Anda. Ini akan membantu Anda tetap aman saat penghasilan menurun.
Contoh: Jika penghasilan bulanan selama 6 bulan terakhir berkisar antara Rp3 juta – Rp7 juta, gunakan Rp3 juta sebagai acuan anggaran.
3. Buat Anggaran Berdasarkan Kebutuhan Prioritas
Fokuslah pada kebutuhan pokok terlebih dahulu: makan, tempat tinggal, transportasi, dan tagihan utama. Hindari gaya hidup konsumtif saat penghasilan sedang tinggi.
Gunakan prinsip 50/30/20 yang dimodifikasi:
-
50% untuk kebutuhan pokok,
-
20% untuk tabungan/investasi,
-
30% fleksibel, dengan syarat tidak mengganggu dua pos sebelumnya.
4. Buat Dana Darurat yang Lebih Besar
Bagi yang memiliki penghasilan tidak tetap, dana darurat wajib jumlahnya lebih besar dibanding pegawai tetap. Idealnya, siapkan minimal 6–12 bulan dari total pengeluaran bulanan.
Dana ini berfungsi sebagai penyangga saat Anda tidak memiliki pemasukan sama sekali. Simpan dalam rekening terpisah yang mudah diakses.
5. Bayar Kebutuhan Utama di Awal Saat Ada Penghasilan
Setiap kali menerima penghasilan, langsung alokasikan untuk kebutuhan pokok, tagihan, dan tabungan. Jangan tunggu akhir bulan, karena bisa tergoda untuk membelanjakan lebih.
6. Diversifikasi Sumber Penghasilan
Jika memungkinkan, jangan hanya bergantung pada satu sumber penghasilan. Bangun beberapa aliran pendapatan, seperti:
-
Freelance di bidang lain,
-
Menjual produk digital,
-
Afiliasi atau monetisasi konten online.
Diversifikasi bisa menjadi penyelamat saat salah satu sumber pendapatan berhenti atau menurun.
7. Tetapkan Tujuan Keuangan dan Evaluasi Rutin
Meskipun penghasilan tidak tetap, Anda tetap bisa punya tujuan finansial. Misalnya: beli kendaraan, dana liburan, atau pensiun. Tetapkan target yang realistis dan ukur progresnya secara berkala.
Lakukan evaluasi keuangan tiap bulan atau triwulan untuk menyesuaikan strategi jika diperlukan.
Kesimpulan
Mengelola pendapatan tidak tetap memang membutuhkan kedisiplinan dan perencanaan yang matang. Dengan mencatat keuangan, membuat anggaran konservatif, menyiapkan dana darurat, dan membayar kebutuhan utama di awal, Anda tetap bisa hidup tenang dan mencapai tujuan keuangan.
Ingat, pendapatan yang tidak pasti bukan alasan untuk tidak memiliki kendali atas keuangan. Justru dengan strategi yang tepat, Anda bisa lebih fleksibel dan tangguh dalam menghadapi berbagai situasi ekonomi.